Reyog Ponorogo, menari dalam pentas konteks budaya lokal, nasional, dan internasional. Reyog Ponorogo merupakan wujud kebudayaan dalam bentuk sebuah sajian kesenian daerah. Sebagai kesenian daerah, seni Reyog Ponorogo seakan mendarah daging bagi setiap warga pemilik kesenian tersebut dan dimana kesenian tersebut ditumbuh kembangkan. Reyog Ponorogo bukan lagi sekedar sebuah kesenian lokal daerah, namun telah berkembang menjadi seni nasional melalui sebuah perhelatan Festival Reyog Nasional atau FRN setiap bulan Suro (bulan Muharam) setiap tahunnya. Eksistensi seni Reyog Ponorogo tidak lantas merasa puas menari dikancah nasional namun telah merambah pula ranah internasional melalui event-event kerjasama antar negara.
Ketenaran dan nama besar seni Reyog Ponorogo tidak serta merta datang begitu saja, melainkan diperoleh dengan jerih payah para pelaku seni dengan dukungan masyarakat. Jerih payah yang dimulai dari asal muasal seni Reyog Ponorogo sampai dengan perkembangannya. Terkait dengan asal-usul seni Reyog Ponorogo sendiri terdapat banyak versi menurut berbagai sumber, namun setidaknya ada dua versi yang terkenal diantara versi-versi yang bermunculan tentang asal-usul seni Reyog Ponorogo, versi tersebut adalah versi Ki ageng Kutu Suryangalam dan versi Kerajaan